Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak seringkali menjadi korban tak terhindarkan saat bencana alam terjadi, menciptakan potensi krisis kesehatan sekunder di lokasi pengungsian. Palang Merah Indonesia (PMI), melalui divisi Water, Sanitation, and Hygiene (WASH), terus melakukan Inovasi WASH PMI untuk mengatasi tantangan ini. Inovasi WASH PMI berfokus pada penerapan teknologi cepat, portabel, dan efisien yang mampu mengubah sumber air yang terkontaminasi menjadi air minum yang aman dalam waktu singkat. Upaya Inovasi WASH PMI ini sangat penting untuk mencegah wabah penyakit dan menjaga martabat para penyintas di tengah krisis.
Salah satu inovasi terdepan yang digunakan oleh Tim WASH PMI adalah unit pengolahan air bergerak (Mobile Water Treatment Unit). Alat canggih ini mampu menyaring air dari sumber terbuka seperti sungai, danau, atau sumur yang terkontaminasi, kemudian memprosesnya melalui tahapan filtrasi dan klorinasi. Unit ini dirancang untuk dapat diangkut dengan truk standar dan dioperasikan oleh relawan yang telah mendapatkan pelatihan teknis khusus. Dalam operasi tanggap darurat pasca-gempa di wilayah kepulauan pada 8 Juli 2026, Tim WASH PMI berhasil memproduksi rata-rata 10.000 liter air bersih per hari, memenuhi kebutuhan minimum 2 liter air minum per orang per hari untuk 5.000 pengungsi di tiga titik terpisah.
Selain penyediaan air bersih, Inovasi WASH PMI juga mencakup aspek sanitasi dan kebersihan pribadi. PMI menggunakan bilik toilet modular yang cepat dirakit (containerized latrine) dan mudah dipindahkan. Desain ini lebih higienis dan lebih awet dibandingkan MCK darurat konvensional. PMI juga konsisten mendistribusikan hygiene kit (paket kebersihan) yang berisi sabun, sikat gigi, pembalut wanita, dan deterjen, dengan distribusi terpusat yang dilakukan setiap hari Senin.
Aspek logistik dan keamanan dalam menjalankan operasi ini sangat vital. Untuk melindungi aset berharga seperti unit pengolahan air dan memastikan distribusi air berjalan aman dan tertib, PMI berkoordinasi dengan aparat setempat. Dalam kasus bencana tersebut, Kepolisian Resor (Polres) setempat menugaskan dua anggota Sabhara (Satuan Samapta Bhayangkara) untuk mengawal dan mengamankan Mobile Water Treatment Unit selama jam operasional (pukul 07.00 hingga 17.00 WIB) di posko utama. Kolaborasi ini memastikan bahwa PMI dapat menjalankan misi kemanusiaannya dalam menyediakan air bersih dan sanitasi, yang merupakan hak dasar setiap individu, bahkan di bawah kondisi krisis yang paling parah.
