PMI dan Perubahan Iklim: Strategi Adaptasi dan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas

Dampak perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi di Indonesia, menuntut adanya Strategi Adaptasi yang berkelanjutan dan terfokus pada komunitas. Palang Merah Indonesia (PMI) berada di garis depan dalam merespons tantangan global ini, tidak hanya melalui bantuan tanggap darurat, tetapi juga melalui program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBC). Strategi Adaptasi PMI bertujuan untuk memperkuat ketahanan masyarakat lokal terhadap ancaman seperti banjir ekstrem, kekeringan berkepanjangan, dan peningkatan kasus penyakit yang sensitif terhadap iklim. Fokus pada pemberdayaan komunitas adalah kunci keberhasilan, mengubah masyarakat dari objek bantuan menjadi subjek yang siaga dan mandiri.

Salah satu pilar utama Strategi Adaptasi PMI adalah program kesiapsiagaan dini. Di daerah rawan banjir, misalnya, PMI membantu masyarakat membuat peta risiko lokal, menyusun rencana evakuasi mandiri, dan membentuk tim siaga bencana di tingkat desa. PMI memastikan bahwa setiap keluarga di daerah risiko tinggi menerima sosialisasi mengenai jalur evakuasi dan titik kumpul yang ditetapkan, minimal dua kali setahun. Selain itu, PMI juga melatih relawan lokal untuk menjadi Climate Change Ambassadors, yang bertugas mengedukasi masyarakat tentang tanda-tanda awal perubahan iklim, seperti perubahan pola curah hujan yang ekstrem. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III pada Januari 2025, kawasan pesisir yang telah menerapkan program PRBBC PMI menunjukkan penurunan tingkat kerugian material akibat banjir rob hingga 20% dibandingkan kawasan lain.

PMI juga menjalankan program konservasi lingkungan sebagai bagian integral dari mitigasi bencana. Hal ini meliputi penanaman mangrove di wilayah pesisir untuk mencegah abrasi dan mengurangi dampak tsunami kecil, serta program penghijauan di daerah aliran sungai (DAS). Dalam implementasi program-programnya, PMI selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat desa setempat. Misalnya, dalam penentuan lokasi penanaman mangrove, PMI bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk memastikan jenis bibit yang ditanam sesuai dengan ekosistem lokal. Melalui pendekatan holistik ini, PMI membuktikan bahwa Strategi Adaptasi iklim yang paling efektif adalah yang berakar kuat pada pengetahuan, kesiapsiagaan, dan aksi nyata di tingkat komunitas.