Pasca bencana alam, ancaman terbesar yang seringkali mengintai para penyintas bukanlah reruntuhan atau kelaparan, melainkan munculnya wabah penyakit. Kondisi pengungsian yang padat, sanitasi yang buruk, dan kurangnya akses air bersih menciptakan lingkungan ideal bagi penyebaran penyakit menular seperti diare, disentri, hingga penyakit kulit. Oleh karena itu, salah satu aspek krusial dari operasi kemanusiaan adalah pencegahan penyakit. Tugas Relawan PMI dalam bidang Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) menjadi garda terdepan dalam memutus mata rantai penularan di lokasi pengungsian. Mereka bekerja secara sistematis untuk memastikan lingkungan tetap higienis dan aman.
Tugas Relawan PMI dimulai dengan penyediaan air bersih yang layak konsumsi. Relawan spesialis WASH membawa peralatan penjernih dan filter air bergerak (mobile water treatment unit). Mereka mengambil air dari sumber terdekat (sungai atau sumur) dan memprosesnya menggunakan klorin atau teknologi filtrasi. Setiap hari, relawan wajib melakukan uji kualitas air dengan alat test kit yang mencatat kadar pH dan residu klorin, sesuai standar WHO (World Health Organization). Laporan harian kualitas air dari posko PMI wajib diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten setempat setiap pukul 10.00 pagi. Selain itu, relawan memastikan distribusi air dilakukan melalui tendon-tendon yang tertutup dan higienis.
Aspek vital lainnya dari Tugas Relawan PMI adalah manajemen sanitasi dan limbah. Di lokasi pengungsian, relawan bertugas mendirikan dan memelihara fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) darurat. Mereka harus memastikan rasio jumlah MCK memadai untuk jumlah pengungsi (misalnya, satu toilet untuk setiap 20 orang) untuk menghindari antrean dan kepadatan. Limbah padat (sampah) dipisahkan, diangkut, dan dimusnahkan di lokasi yang aman, jauh dari area tempat tinggal dan sumber air. Contohnya, pada saat penanganan gempa di wilayah F pada 8 September 2024, relawan PMI mendirikan 50 unit MCK portabel di tiga titik pengungsian utama.
Lebih lanjut, Tugas Relawan PMI mencakup edukasi higiene (PHBS – Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Relawan secara aktif mengadakan sesi edukasi singkat tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jamban yang benar, dan etika batuk/bersin. Edukasi ini dilakukan secara berkala, terutama kepada anak-anak dan ibu-ibu. Dengan memadukan intervensi infrastruktur (air dan sanitasi) serta perubahan perilaku, Tugas Relawan PMI memastikan bahwa penyintas tidak hanya selamat dari bencana, tetapi juga terhindar dari ancaman kesehatan yang lebih besar pasca krisis.
